Jumat, 23 Desember 2011

PROSE STORY: FOLLOW THE EAGLE BY WILLIAM KOTZWINKLE

MENGUNGKAP TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM CERPEN FOLLOW THE EAGLE KARYA WILLIAM KOTZWINKLE


BAB I
PENDAHULUAN 

              Pada dasarnya sebuah cerita dalam karya sastra muncul karena ada sebuah latar belakang yang membangunnya, salah satunya ialah ide yang muncul dalam pikiran pengarang, hal tersebut berasal dari kenyataan yang ada dan kemudian di tuangkan dalam sebuah karya sastra.
              Namun, sejauh mana ide yang nyata tersebut di manupulasi hingga menjadi sebuah cerita fiksi? Yang sebenarnya hal tersebut ada karena sesuatu yang ada dalam kehidupan aslinya atau dalam realitanya.
              Semua karya sastra, pasti dipengaruhi oleh background sastrawannya dan juga di latar belakangi segala apa yang terjadi dalam lingkungan hidupnya. Sebagaimana dalam karya sastra cerpen follow the Eagle karya William Kotzwinkle, hal tersebut di latar belakangi oleh asal hidup atau tempat tinggal si pengarang di Amerika (Native America).
              Begitu juga dengan tokoh atau pemeran yang bermain dalam sebuah cerita, di buat sedemikian rupa sehingga ia dapat mewakili konsep nyata yang ingin di hadirkan oleh pengarang dalam gayanya bercerita. Karakter  menentukan penggambaran sebuah cerita, sehingga penggambaran karakter harus dibuat sedemikian rupa sehingga ia dapat di imajinasikan di dalam dunia nyata layaknya mereka benar-benar ada dan terbayang atau dapat terpikir postur tubuh, gaya, sifat, dan lain sebagainya. Sehingga pembaca memahami benar karakter tersebut.
              Kemudian bagaimanakah karakter yang dibangun dan apa pembangunnya dalam cerpen “Follow the Eagle”?.


BAB II
KONSEP TEORI

              Sebagaimana telah saya sebutkan bahwa karakter dalam sebuah cerita sangat penting. Mengapa demikian? Karena penggambaran seorang pengarang terhadap kareakter yang dibangunnnya dalam cerita akan menentukan dan meyakinkan pembaca akan kebenaran cerita tersebut, sehingga jika hal itu tidak dibangun dengan baik oleh si pengarang maka suatu cerita itu akan terlihat bohong dan tidak hidup.
              Kita perlu menggarisbawahi kata tokoh dan penokohan, yang terkadang kita menganggap hal itu merupakan dua point penting dalam cerita yang sama padahal berbeda.  Kata tokoh ialah digunakan untuk menyebut pemeran atau para tokoh yang ada dalam alur cerita. Mereka berperan untuk menghidupkan isi cerita sehingga cerita tersebut menjadi lebih hidup dan menarik untuk di baca.
               Kemudian penokohan ialah kata yang digunakan untuk menyebutkan cara pengarang dalam menghadirkan tokoh dalam sebuah cerita. Menurut Panuti Sudjirman[1] “ pengarang mempunyai beberapa metode untuk menggambarkan watak tokoh dalam cerita atau disebut dengan penokohan, diantaranya yaitu: metode analisis dan metode dramatik. Metode analasis memaparkan secara langsung sifat-sifat lahir (fisik) dan sifat batin (perasaan, hasrat,pikiran) tokoh cerita. Kedua ialah metode dramatik yaitu cara pelukisan watak tokoh dalam cerita yang tidak secara langsung di ungkapkan oleh pengarang, namun para pembaca biasanya menyimpulkan sendiri tentang watak tokoh dalam cerita. 
              Kebanyakan cerpen-cerpen modern menekankan unsur perwatakan tokohnya, dan itu menjadikan sebuah pandangan yang memuncak pada masa kini, namun tidak melupakan juga bahwa cerpen-cerpen zaman dahulupun mengangkat tokoh cerita menjadi satu point yang dianggap penting untuk menghidupkan cerita.
              Cerita dianggap bagus, atau qualitas cerita dianggap mempunyai qualitas tinggi jika pengarang mampu menyajikan dan menghidupkan watak tokoh-tokohnya dalam cerita, sehingga jika watak tokoh cerita lemah, maka lemahlah cerita tersebut.
              Tiap tokoh harus memiliki ciri khas tersendiri, baik dari segi pendidikan, latar belakang kehidupan, asal daerah, dan lain sebagainya. Disamping itu pula pengarang harus bisa mendramatisasi penyampaiannya dalam cerita, sehingga para tokoh menjadi hidup.
              Boulton mengungkapkan bahwa “cara pengarang menggambarkan atau memunculkan tokohnya itu dapat berbagai macam. Mungkin pengarang menampilkan tokoh sebagai pelaku yang hanya hidup di alam mimpi, pelaku yang memiliki semangat perjuangan dalam mempertahankan hidupnya, pelaku yang memiliki cara sesuai dengan kehidupan manusia yang sebenarnya, maupun pelaku egois, kacau, dan mementingkan diri sendiri. Dan dalam cerita fiksi, pelaku diberi sifat seperti manusia, misalnya kancil, kucing, sepatu,  dan lain-lainnya”.   
              Setiap tokoh memiliki peranan yang berbeda-beda dalam sebuah cerita, diantaranya yaitu peran penting atau peran utama, dan tokoh tambahan atau tokoh pembantu yaitu peran yang hanya melengkapi, melayani atau mendukung tokoh utama. Dan untuk mengetahui tokoh utama dalam suatu cerita maka kita dapat melihatnya dengan seringnya ia muncul dalam sebuah cerita tersebut, sehingga dapat kita ketahaui bahwa munculnya ia dalam cerita mendominasi cerita, dan ia memiliki andil yang sangat penting dalam cerita. Tidak hanya dengan itu saja, kita dpaat mengetahui tokoh utama dalam sebuah cerita ialah dari “petunjuk,  yang diberikan oleh pengarang”. Biasanya pengarang sering mengomentari tokoh utama, memberikan suatu kesan pada pembaca, banyak membahas tentang dirinya dan kehidupannya secara mendalam.
              Tokoh dalam sebuah cerita digambarkan layaknya dalam kehidupan nyata yaitu ada yang memiliki watak baik yang disebut dengan protagonis, dan ada juga yang memiliki watak jahat, yang disebut dengan antagonis.
              Disamping itu juga, ragam pelaku atau tokoh dalam sebuah karya sastra itu ialah :
       *           Simple character
       *           Complex character
       *           Pelaku dinamis
       *           Pelaku statis

1.        Simple Character
Karakter ini ialah tokoh dalam cerita yang tidak terlalu menunjukan suatu permasalahan yang komplek dalam dirinya. Permunculannya hanya dihadapkan pada satu permasalahan tertentu yang tidak menimbulkan ke komplekan masalah yang di alaminya. Dalam prosa fiksi karakter ini umumnya pelaku tambahan yang tidak memiliki konflik yang komplek dalam ceritanya.
2.        Complex Character
Karakter ini dimaksudkan untuk tokoh yang permunculannya dalam sebuah cerita sering disandarkan pada berbagai masalah yang komplek dalam dirinya. Dan dirinya pun seakan-akan dibebni sebuah masalah, dan dalam sebuah prosa fiksi biasanya muncul dalam pelaku utama sebuah cerita.
3.        Pelaku Dinamis
Pelaku ini ialah pelaku yang biasanya memiliki perubahan dan perkembangan batin dalam keseluruhan penampilannya. Ragam pelaku dinamis ini seolah-olah disesuaikan dengan kondisi manusia yang wataknya terkadang berubah-ubah dari mulai lahir hingga tumbuh dewasa.
4.        Pelaku Statis
Pelaku ini ialah pelaku yang tidak mununjukan perubahan dalam dirinya. Sehingga pelaku ini biasanya dari awal munculnya dalam cerita sampai endingnya sama saja berkarakter baik maupun jahat. Dan itu semua tidak ada terjadi perubahan dalam wataknya.

              Dalam memahami watak pelaku, pembaca dapat menelusurinya dengan tuturan pengarang mengenai watak atau karakter pelakunya, gambaran yang diberikan pengarang berdasartkan lingkungan kehidupan dan caranya berpakaian, pengarang menunjukan bagaimana perilakunya, melihat bagaimana tokoh berbicara mengenai dirinya sendiri, memahami jalan pikiran tokoh dalam cerita, melihat bagaimana tokoh lain berbicang dengan tokoh utama, melihat bagaimana tokoh-tokoh yang lain itu memberikan reaksi terhadapnya, dan melihat bagaimana tokoh itu dalam mereaksi tokoh yang lain.

              Jika di klasifikasikan secara khusus, kita dapat mnegenali karakter dari sebuah cerita melalui beberapa cara. Hal itu dapat digambarkan seperti ini:

*            Melalui apa yang diperbuatnya, hal ini jelas akan menghantarkan kita untuk memahami watak tokoh dari cara ia berbuat, karena biasanya watak seseorang tercermin dari perbuatannya.
*            Melalui ucapan-ucapannya, dari cara tokoh berbicara, pembaca dapat mengetahui apakah ia seorang yang muda, tua, wanita, pria, berpendidikan rendahsik tokoh atau tinggi, kasar, halus, dan lain sebagainya.
*            Melalui penggambaran fisik tokoh, dalam hal ini, pengarang sering mendeskripsikan atau menggambarkan fisik tokoh seperti bentuk tubuh, wajah, cara berpakaian dan lain sebagainya.
*            Melalui pikiran-pikirannya, disini pengarang melukiskan apa yang dipikirkan oleh  seseorang tokoh dalam cerita yaiut salah satu cara penting yang dapat menjelaskan perwatakannya. Dengan demikian para pembaca dapat mengetahui penyebab segala apa yang di lakukannya.
*            Melalui penerangan langsung,  cara ini yang memudahkan pembaca untuk memahami watak tokoh, karena dengan cara ini pengarang menjelaskan secara jelas, langsung, dan gambling akan watak tokoh.
              Dengan demikian, karakter disebut sangat penting dalam suatu karya disamping dapat menghidupkan sebuah cerita juga dapat menjadi penyokong untuk memahami konflik yang ada dalam sebuah cerita.



BAB III
PEMBAHASAN

Follow the Eagle karya William Kotzwinkle ialah cerita pendek yang sangat menarik untuk dibahas, terutama dari segi tokoh dan penokohan yang membangunnya sehingga cerita tersebut memberikan kesan yang menarik untuk ikut diteliti dan di bahas mengenai perangai yang menyebabkannya menjadi sangat kompleks dalam cerita tersebut.
Ada beberapa tokoh yang terdapat dalam cerpen Follow the Eagle diantanya:
*      Johnny Eagle
*      Domingo
*      Red Wing

1.      Tokoh Johnny Eagle
        Johnny Eagle ialah orang native America yang bersuku bangsa Navaho Canyon, yang tinggal di sebuah perumahan atau penampungan orang-orang india (Navaho Indian Reservation), Suku navaho sendiri merupakan suku bangsa yang terluas di Amerika. Biasanya mereka percaya akan kekuatan spirit roh nenek moyang,
juga mereka sering melakukan “ceremony” dengan bernyanyi dan menari.
         tokoh utama dalam cerita ini, karena ia yang memegang peranan penting dalam cerita dari awal cerita hingga akhirpun ia sering disoroti oleh pengarang sebagai penghidup cerita tersebut. Bahkan di bagian klimaksnya Eagle sendiri mati karena terjatuh kedalam jurang yang curam dan ia terjauh karena kesalahan kecepatan yang dia pilih ketika meloncati jurang. “ --- One fifty, man, not one twenty-five, as the far cliff for which he hungered came no closer, ---“ ; hal tersebut menunjukan Eagle mempunyai peranan penting dalam cerita ini dan ia memerankan peran yang membawakan sebuah permasalahan atau konflik utama dalam cerita.
        Tokoh Eagle mempunyai peran sebagai “Complex Character yang dinamis” yang mempunyai permasalahan yang kompleks dalam dirinya dan berubah-ubah karakter, misalnya dia adalah seorang laki-laki yang pemberani, tapi di sisi lain ia adalah seorang laki-laki yang terkulai oleh rayuan perempuan, sehingga ketika Eagle terjatuh kejurangpun ia masih mengingat kekasihnya. Dan kekompleksan itu terlihat dari permasalahan yang dihadapinya. Yaitu ia mempunyai semangat yang tinggi untuk pergi mendaki gunung dengan mengendarai sepedanya. “Johnny Eagle climbed onto his 750-cubic-centimenter Arupa motor-cycle---“. Eagle spit into the canyon and tromped the starter of his bike. “When you goin’, man? Shouted Domingo over the roar. Tomorrow!.”
“Gitchimanito is watchin out for me, baby, said Eagle, ---“.  
        Dari kalimat pertama kita tahu bahwa tokoh Eagle itu akan mengadakan sebuah perjalanan dengan sepedanya melewati beberapa bagian yang curam. Kata Tommorow juga Gitchmanito (great spirit) ialah kata yang dapat menunjukan bahwa tokoh Eagle mempunyai semangat tinggi untuk mendapatkan atau disebut orang yang memiliki great spirit.
        Namun, Eagle sendiri memiliki konflik batin yang tidak disebutkan secara jelas oleh pengarang yaitu  konflik batin dengan kekasihnya “Red Wing” yang merasakan keberatan dengan kepergiannya dan tidak mau di tinggalkannya, namun disisi lain ia memiliki keinginan untuk memiliki great spirit tersebut sebagaimana dalam kata Gitchimanito, yang merupakan sebuah dialect orang Native America ” The central concept of their religion was the all-pervading Great Spirit, referred to in some Algonquian dialects as Gitchee Manitou or simply Manitou.”[2] dalam konsep utama agama mereka yaitu meliputi sebuah Great spirit. Konflik batin yang tidak dijelaskan langsung itu terlihat ketika ia masuk kedalam jurang, dalam cerita ada flash back yang mengingatkan ia terhadap kekasihnya Red Wing; “Don’t go, Johnny. He strained to lift his falling horse, to carry her above the morning, to fly with her between his legs, rupturing several muscles in his passion and …”. Ini memeperlihatkan pada kita bahwa Eagle mempunyai konflik batin yaitu merasa berat meninggalkan kekasihnya.
        Eagle bisa disebut orang yang romantis, hal itu terlihat dari kisah percintaannya bersama kekasih Red Wing. “That night was a party for Johnny Eagle on the reservation. He danced with Red Wing in long house. …”.
“…. He mounted her, ridding bareback, up the draw, slow, to the moon.”  Dari kalimat tersebut dapat kita ketahui bahwa ia menuangkan kasih sayangnya dengan berdansa bersamanya, disamping itu juga hal yang paling terlihat ketika ia  melakukan hubungan intim bersama kekasihnya.

2.      Domingo
        Domingo merupakan orang Mexico, yang merupakan bagian dari southwestern United State. Domingo ialah orang yang ikut bersama Eagle pergi mendaki gunung dengan menggunakan sepeda.
        Tokoh ini muncul sebagai tokoh tambahan atau pembantu tokoh pertama. Karena kemunculannya hanyalah sebagai teman atau pendukung tokoh utama Johnny Eagle saja. hal itu dapat terlihat dari : “ . Followed by the Mexican, Domingo”. Dari kalimat ini dapat kita lihat bahwa ia tidak memiliki peran utama sebagaimana Johnny Eagle, tetapi ia hanya berperan sebagai tokoh sampingan dan hanya melengkapi tokoh utama dalam cerita. Sebagiamana dalam situasi lain terlihat, “…, Domingo at the wheel, Eagle slouches in the corner by the door”. “SO LONG MAN!” He shouted….” Hal tersebut memberikan penjelasan pada kita bahwa Domingo ini hanyalah berperan sebagai tokoh pembantu saja.
        Domingo ini memiliki karakter sebagai simple Character yang dinamis, yaitu tokoh yang munculnya tidak dengan permaslahan yang kompleks, namun ia muncul sebagai tokoh yang tenang dan mengalur seperti alur yang maju mengikuti alur ceritia. Domingo seolah hanya mendampingi Eagle dalam cerita, ia disebut dengan statis, karena krakter atau wataknya yang tetap dan tidak berubah, dari awal hingga akhir ia hanya mempunyai karakter sebagai seorang teman yang mendampingi Eagle.
        Mengapa Domingo berkarakter dinamis? Karena di dalam cerita ia memiliki atau mengalami perubahan pada karakternya, yaitu  pertama dia berkarakter sebagai seorang teman setia yang mendampingi tokoh pertama Eagle, yang selalu ikut dan membumbui cerita dengan tokoh pertama. Namun, ketika di bagian terakhir, Domingo berubah karakterseolah menjadi seorang laki-laki playboy yang datang ke tempat para pelacuran (Ensenada). “ And Domingo, riding down to Ensenada, to see the girl in Ensanada, crossed the border singing”. hal itu menunjukan bahwa dia menjadi laki-laki yang berhura-hura bersenang-senang dengan kepuasan nafsu bersama perempuan, sedangkan dibagian pertamanya ia seolah-olah terlihat seperti orang yang baik, setia kawan, dan selalu senang dengan tantangan dalam menjalani kehidupan meskipun tak seberani layaknya Johnny Eagle.
        Nama Domingo, dalam cerita ini kemungkinan di ambil dari nama orang Dominican, yang dalam sejarah tercatat sebagai salah satu kota di  bagian India Barat. Mereka mendapat kebebasan atau kemerdekaan dari Spanyol, yang kemudian Dominican sendiri tidak mendapatkan sebuah kebebasan berpolitik, dan Dominican biasannya mengikuti apa yang terjadi, dan bahasanya pun orang Dominican mengikuti tradisi orang spanyol. Jadi besar kemungkinan Domingo ialah sebuah lambang suatu kota yang merupakan yang Native Amerika juga, yang terkukung karena ketidakbebasan dan mereka hanya mengikuti “culture” yang dibawa oleh Negara yang menjajah[3]. Mungkin saja pengarang disini ingin mengungkapkan bahwa ada sebagian orang Native American yang masih tidak mempunyai kebebasan dan hanya mengikuti budaya yang ada saja, tanpa mempunyai pendirian.

3.      Red Wing
        Red wing ini merupakan kekasihnya Eagle yang tinggal bersama Eagle di reservasion. “ … “Stay with me,” she said, holding him till dawn, and he rose up awhile she was sleeping. The reservation was grey, the shacks crouching in the dawn light”. Dari kalimat tersebut terlihat bahwa ia sedang memadu kasih dengan Eagle, dan hal itu menunjukan bahwa ia merupakan sepasang kekasih yang sedang dimadu cinta, karena ia (Red Wing) takut di tinggalkan oleh Eagle yang mau pergi. Dan persamaan tempat tinggal Red Wing dan Eagle yaitu terlihat dari kata Reservation. Dan Red Wing ada disana, ditempat Johnny Eagle.
        Red Wing berkarakter “Simple Character” yang statis. Karena ia muncul dalam cerita hanya sebagai seorang pelengkap cerita saja. yaitu hanya muncul ketika suatu malam ada pesta atau “Ceremony” di reservation. Dia dihadirkan oleh pengarang cerita untuk melengkapi watak tokoh pertama sebagai laki-laki, yang seperti kita ketahui bahwa seorang laki-laki itu biasanya tak lepas dari wanita. Dan disini Red Wing sengaja dihadirkan pengarang sebagai salah satu wakil, yang mewakili kehawatiran pengarang, masyarakat dan juga mungkin pembaca. Bahwa apa yang akan dilakukan Eagle itu sebenarnya berbahaya bagi dirinya sendiri. Sehingga kehawatiran Red Wing di gambarkan seperti kehawatiran seorang yang begitu menyayangi Eagle ketika ia hendak pergi mendaki pegunungan dengan sepedanya. Sehingga jelas sekali terlihat bahwa Red Wing hanya sebagai pelengkap saja dalam cerita dan kemunculannya tidak sering dalam cerita tersebut, hanya di bagian malam saja, dan meskipun ada di bagian selanjutnnya hal itu sebagai Flash back yang pada intinya settingnya itu masih tetap pada malam hari di Reservation. 
        Dan Red Wing ini disebut statis , karena ia berkarakter tetap, dan tidak berubah-ubah dari satu karakter ke karakter yang lain. Red Wing tetap menjadi seorang wanita (kekasih) Eagle yang tidak mau di tinggalkan oleh Eagle, dan dia begitu terlihat menyayangi dan takut kehilangan Eagle. Hal tersebut dapat terlihat dari kalimat:
“Don’t Go Tomorrow, said Red Wing, ...”.
“Oh, Johnny”, she moaned, quivering beneath him, “don’t go,” and he …”
“stay with me”, she said, holding him till dawn, and …”
“Don’t do Johnny. …”
“Johnny, don’t go. O.K. babe I’ll stay here.”
“…. She held me in my screwloose, Johnny Eagle, be my old man, babe ….”

        Dari beberapa kalimat diatas, Nampak sekali bahwa pengarang sengaja mengulang beberapa kalimat “DON”T GO” itu yang di wakili oleh sosok Red
Wing, yaitu untuk menunjukan bahwa aka nada sesuatu yang akan terjadi menimpa Eagle selepas kepergiannya dari reservation, yaitu kematian.
        RedWing ialah tokoh pembantu atau pelengkap bagi tokoh pertama. Namun, kehadiran Red Wing inilah yang sebenarnya mewakili beberapa pertanyaan atau beberapa masalah yang akan terjadi dalam diri eagle, dan cukup mewakili pandangan atau kwhawatiran akan kenyataan yang di yakini oelh seorang Native American Navaho Canyon yang percaya terhadap kekuatan gaib sebagai “Great Spirit”. 

BAB IV
SIMPULAN

        Dari cerpen Follow the Eagle ini dapat kita simpulkan bahwa cerita ini di bentuk atau di bangun oleh asusmsi pengarang terhadap kenyataan yang ada di dalam kepercayaan masyarakan Native American yang bersuku bangsa Navaho canyon, dimana Eagle sebagai tokoh utama dalam cerita megang peranan yang menggambarkan realitas dalam kehidupan Navaho Canyon yang menggambarkan sebuah Great Spirit itu dengan sebuah keberanian besar, meskipun nyawa sendiri taruhannya, Eagle adalah tokoh yang mewakili kepercayaan masyarakat dalam Indian reservation mengenai sesuatu hal yang gaib.
        Domingo, yang di ceritakan sebagai orang Mexico merupakan tokoh pembantu dalam cerita, di gambarkan penulis sebagai seorang sahabat setia Johnny Eagle. Hal itu dapat di analogikan sebagai pengikut kepercayaan yang diyakini oleh orang Native American, dan Domingo ini ialah satu tokoh yang mekali satu ungkapan ketidak bebasan seseorang yang sepertinya terkungkung dan mnegikuti tradisi orang lain.
        Dan Red Wing, yang merupakan tokoh pembantu itu mengambarkan sebuah asusmsi kekhawatiran pengarang dan menumbuhkan sebuah teka-teki yang terselubung bagi pembaca, dengan beberapa dialongnya yaitu mengulang-ulang kata “Don’t Go Johnny!”.
        Dengan demikian kita simpulkan bahw akarakter cerpen Follow the Eagle itu sebenarnya ialah sebuah realita yang kemungkinan terjadi dalam masyrakat Native American khususnya, bahwa kepercayaan, tradisi, hal-hal ghaib, mitos, budaya, dan sebuah kehawatiran berbagai pandangan memang merupakan sesuatu yang kompleks jika di hadapkan dalam sebuah kehidupan yang penuh dengan fatamorgana.




DAFTAR PUSTAKA

Sumardjo, Jakob. Seluk-beluk dan petunjuk MENULIS CERITA PENDEK. 2004. Pustaka Latifah : Bandung.
Aminuddin. Pengantar Apresiasi karya sastra. 2002. Sinar Baru Algensido: Bandung.
Zulfahnur, dkk. Teori sastra. 1996. Jakarta.


[1] MPBI 3/1987:150-152
[2] Encarta 2009. All Rights reserved 
[3] Mc. Encarta 2009.all rights reserved.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar