Minggu, 25 Desember 2011

HISTORY OF ISLAMIC LITERATURE: PERKEMBANGAN SASTRA SUDAN KONTEMPORER


PERKEMBANGAN SASTRA SUDAN KONTEMPORER
By. Neziala Elsa 


           Sastra sudan kontemporer baru-baru ini mencajup berbagai macam satra lisan dan tulisan. Sebelum novel dan cerpen dikenal sebagai genre-genre sastra, sastra sudan berbentuk cerita-cerita dan puisi-puisi lisan. Kebanyakan sampai saat ini, diteruskan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Kebanyakan dari cerita-cerita itu menggambarkan berbagai prestasi seseorang dan berbegai peperangan yang terkenal, atau berhubungan dengan kehidupan para pahlawan dari Arab zaman dulu. Beberapa diantaranya memiliki tema-tema religious dan berpusat seputar perbuatan baik dan keberanian. Yang telah diakui, sebaik yang ada di daerah setempat, figurasi dan mistis religi.

           Hal itu sebagai figurasi dari khalifah keempat, Ali bin abi Thalib, sepupu dan anak angkat Nabi Muhammad, dikenal dengan sirat ali al-karrar (the life of ali the hero). Kebanyakan cerita-cerita lisan banyak dibubuhi dan dilebih-lebihkan, menggambarkan carakter-karakter utama sebagai seseorang yang gagah berani. Ada pula cerita-cerita yang menggambarkan kehidupan social orang sudan baik yang ada di perkampungan maupun yang ada di daerah kota. 

Cerita-cerita surat itu yang memiliki sebuah tema sekuler disebut dengan Ahaji. Mereka biasanya di sebut dengan angggota-anggota komunitas yang lebih tua, kebanyakan di tempa-tempat pedesaan dimana pendidikan dibatasi and ritm kebiasaan hidup lebih rilex. Mereka tanpa terkecuali mempunyai akhir yang membahagiakan and penuh kebahagiaan and takhayul yang menggambarkan kekuatan magis jin dan raksasa. Salah satu dari cerita Ahaji ialah cerita Fatima al-samha (Beautiful Fatima), Gadis tercantik di desa.   

Fatima mempunyai banyak peminang yang semuanya tidak diinginkannya. Suatu hari dia diculik oleh seorang raksasa dan di kurung. Ketika berita penahanannya sampai pada seorang pangeran muda yang tampan, di memutuskan untuk menyelamatkannya dari raksasa. Fattima dan pangeran jatuh cinta dan akhirnya menikah. Cerita Fatima yang cantik berlanjut terkenal sampai sekarang.

Beberapa cerita di bentuk dalam bentuk puisi. Semua itu termasuk petualangan Hambata, seorang perampok yang berkelana di padang pasir Sudan.  Walaupun mereka adalah orang-orang yang hidup diluar perlindungan hukum, Hambata telah di abadikan sebagai orang-orang yang berani dan memegang teguh with kode etik di kota mereka. Mereka dapat dibandingkan dengan Arsin Lupin atau Robin Hood di Barat, dan Saalik, atau Penyair buangan pada Arab sebelum Islam yang hidup diluar perlindungan hukum dan para perampok dan yang menulis puisisuntuk mengkrititik kondisi social di kota yang memboikot merek dan membuat mereka  terbuang. Tipe cerita bentuk puisi lain di miliki Madih, atau genre “Praise” (puji-pujian). Ditulin dalam bentuk pujian pada Nabi, puisi-puisi Madih khususnya terkenal di Sudan Utara. 

Masa transisi dari saatra lisan ke tulisan, yang terjadi di awal abad modern, yang  dihasilkan  oleh hadirnya mesin cetak (percetakan). 

Banyak contoh cerita-cerita terkenal dan puisi-puisi yang dibacakan secara lisan secara bertahap menemukan jalannya untuk di cetak di beberapa Koran pertama Negara. Salah satu dari Koran yang pertama di cetak adalah Jaridat Al-Sudan (Sudan News), yang pertama kali di cetak pada tahun 1930. Itu merupakan sebuah Koran mingguan, yang di publikasikan dalam dua bahasa yaitu Arab dan Inggris. Pengaruh dari Koran ini pada sastra Sudan sangat kecil, karena para editornya hanya menerbitkan materi-materi yang di izinkan oleh yang berkuasa. Beberapa artikel itu pertama kali ditulis dalam bahasa Arab dan di terjemahkan kedalan bahasa Inggris sehingga orang-orang Inggris dapat memahami apa yang ditulis di dalamnya. Hal itu semestinya ditunjukkan bahwa Sudan pada pergantian abad berada dibawah kekuasaan Anglo-Egyptian yang berakhir pada tahun 1899 hingga 1953 ketika Negara itu memiliki pemerintahan mandiri, mendapatkan kemerdekaan penuh pada tahun 1956. Jadirat al-Sudan, karena itu, kurang lebih merupakan tulisan-tulisan kenegaraan. Memiliki bentuk formal dan secara tetap melaporkan berita-berita dari sudut pandang mereka yang berkuasa.
Koran pertama yang memeiliki pengaruh signifikan dalam perkembangan sastra Nasionnal adalah Al-Raid (the pioneer), yang muncul pada tahun 1914 sebagai sebuah Koran mingguan dan memasyarakat. Al-raid ditemukan oleh saudagar Yunani yang mengatur lembaga percetakan di ibu kota sudan, Khartoum, untuk mencetak Koran Yunani. 

             Beberapa para intelektual sudan, merasa bahwa mereka perlu mempublikasikan sastra dalam bahasa Arab, mereka mendekati saudagar Yunani itu dan memintanya mulai menerbitkan Koran dalam bahasa Arab. Al-raid diubah oleh beberapa pergantian generasi sastrawan, diantaranya seorang hakim dan sastrawan mesir Yusuf Wahbi dan akademisi Syria Fouad al-Khatib yang mempelajari bahasa Arab di Gordon College di Khartoum. 

             Salah satu dari penulis yang terkenal di Sudan adalah Al-Tayyib Salih. Dia menulis berbagai novel dan cerpen. Karyanya yang paling terkenal Season of Migration to the North diterbitkan pada tahun 1967, isinya mengenai kembalinya para pelajar sudan dari inggris. Karya ini awalnya ditulis dalam bahasa arab dan kemudian diterjemahkan ke dalam bahsa inggris dan perancis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar