Jumat, 23 Desember 2011

Contemporary critical Theory : Kritik Post Kolonil dari dongeng “puteri Hijau”.



KRITIK POST KOLONIL DARI DONGENG "PUTERI HIJAU"

By. Neziala Elsa Raudhina


                Konflik yang terjadi antara dua kerajaan dalam hal ini sangat terlihat yaitu antara kerajaan Aceh yang di pimpin oleh Sultan Iskandar dan kerajaan Deli yang di pimpin oelh seorang ratu yang cantik dan perawan yaitu Ratu Hijau. Secara letak geograpis Deli, hamparan sungai terletak di Medan yang menghubungkan antara Medan dan Sumatra. Penggunaan kata RATU HIJAU dalam karakter ratu kerajaan Deli ini cukup mewakili deskripsi dari daerah Deli tersebut. Yang disebutkan bahwa Deli merupakan daerah subur akan tanaman tembakau dan majunya industry sangat pesat disana. Ada sebuah  kekhawatiran bahwa Aceh itu sendiri tertarik dengan kesuburan Deli saat itu. Yang begitu mengggoda.
                Dalam cerita ini, Sultan Iskandar menyuruh hulubalang untuk menelisik binaran hijau di seberang sana yang selalu berkilap setiap malam. Dan ternyata itu bersinar dari Putri Hijau di Deli. Dengan tanpa berpikir panjang Sultan Iskandar ingin mempersunting putri. Namun sayangnya Putri Hijau menolak lamaran Sultan Iskandar dengan satu alasan karena masyarakatnya belum makmur dan sejahtera.
                Sangat menarik, jika diperhatikan seolah ada tawaran untuk bergabung dari kerajaan Aceh kepada Deli dan salah satu motivasinya ialah untuk menyatukan masyarakat yang mereka pimpin. Dengan kesuburan dan kemutakhiran Deli, Aceh sendiri seolah tidak merasa khawatir dan tanpa berpikir panjang untuk mengadakan penggabungan. Namun, disini Deli sangat berhati-hati akan ke- pemanpaatan dari pihak manapun. Ada sebuah cita-cita yang ditawarkan pemimpin Deli sendiri, akan membuat raja sejahtera, setelah sejahtera  ia akan memebuka peluang dengan siapa-pun yang hendak berkoalisisi dalam hal bisnis dan lain sebagainya untuk sama-sama mensejahterakan rakyatnya.
                Penolakan yang diberikan Ratu hijau ternyata membuat Sultan Iskan dar marah dan  engadakan pertempuran diantara kedua kerajaan tersebut. Super hebatnya kerajaan Aceh dengan taktik jitunya memasang logam dalam senapannya, sehingga mereka tergiur memungut logam yang berserakan dan melupakan tugas mereka untuk melawan kerajaan Aceh. Hal tersebut membuat Ratu Hijau menyerah ke pangkuan Sultan Iskandar. Hanya satu yang tidak pernah mau menyerah ialah adik putri hijau yang memilih menceburkan diri ke laut Cina Selatan.
                Pada khakikatnya Uang membuat mereka menyerah dan putrid pun mau di pinang oleh Sultan Iskandar dan dibawa pergi ke Aceh. Dalam hal ini, Putri Hijau tidak begitu saja menyerah dan mau ikut mereka, di antara mereka mengadakan persetujuan bahwa Putri Hijau akan ikut dengan syarat di simpan di kotak kaca. Persetujuan itu seakan memberi arahan kepada kita bahwa walau dalam keadaan tunduk terhadap Aceh – pun Deli masih ingin selalu menjadi yang istimewa dan berada di posisi dan ditempatkan dalam keadaan yang nyaman dalam artian tetap dalam hidup sejahtera.
                Jatuhnya rencana sultan Iskandar membawa Putri Hijau ialah karena hempasan ombak dan naga hijau raksasa yang menculiknya dari kapal. Sehingga Putri Hijau lenyap di laut Cina Selatan.
                Hal tersebut menoleh satu persepsi dan banyak yang beranggapan bahwa Naga besar itu ialah jelmaan adik Putri Hijau. Dalam hal ini dapat kita analogikan bahwa Laut Cina Selatan salah satu jalan yang menjadi penyelamat bagi Deli. Dapat dilihat dari kejadian adik Putri Hijau yang karena tidak mau menyerah kepada Aceh ia menenggelamkan diri ke Lut Cina Selatan dan kemudian Putri Hijau sendiri pun di selamatkan oleh naga Hijau raksasa dan tenggelam di laut Cina Selatan. Cina Selatan seolah penyelamat mereka. Dan Naga raksasa yang ada di dalamnya pun berwarna Hijau. Raksasa dan hijau ialah jelmaan dari penguasa dan pemerintahan Cina Selatan yang saat itu lewat tangan saudara Putri Hijau menjadi penyelamat ancaman kekuasaan Aceh yang khendak merebutnya. Dalam hal ini jelas ada sebuah kerjasama antara Deli dan Cina Selatan untuk saling memberi pertolongan dan saling menguntungkan. Deli tidak lagi tertarik untuk bergabung dengan bekerjasama dengan Aceh tapi Deli lebih memeilih Cina Selatan yang untuk mengadakan sebuah kerjasama. Dan penjelmaan Naga raksasa itu cukup mewakili bahwa Cina Selatan memiliki tawaran lebih besar utnuk kemajuan dan kesejahteraan masyaraakat Deli.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar